Kaidah Yang Pertama
Berkata Syaikh (Muhammad bin ‘Abdul Wahhab) rahimahullah :
“Kaidah yang pertama : ketahuilah! Bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam –mereka itu- mengekui bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta dan pengatur, namun hal tersebut tidak memasukkan mereka kedalam agama Islam. Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala :
“Kaidah yang pertama : ketahuilah! Bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam –mereka itu- mengekui bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta dan pengatur, namun hal tersebut tidak memasukkan mereka kedalam agama Islam. Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala :
“Katakanlah : Siapakah yang memberimu rezeki dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengetur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab “Allah” Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?” (Yunus : 31)
SYARAH :
Kaidah yang pertama : Ketahuilah bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam –mereka itu- mengekui tauhid rububiyyah, sementara pengakuan mereka terhadap tauhid rububiyyah tidak dapat memasukkan mereka ke dalam Islam, sehingga tidak haram harta-harta serta darah mereka.
Kaidah yang pertama : Ketahuilah bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam –mereka itu- mengekui tauhid rububiyyah, sementara pengakuan mereka terhadap tauhid rububiyyah tidak dapat memasukkan mereka ke dalam Islam, sehingga tidak haram harta-harta serta darah mereka.
Ini menunjukkan bahwa tauhid itu bukan Rubiyyah saja, dan syirik itu tidak hanya kesyirikan dalam Rububiyyah. Akan tetapi tidaklah seseorang berbuat syirik dalam Rububiyyah meleinkan –dia itu- adalah mahluk yang ganjil atau nyeleneh. Bagaimana tidak, karena setiap ummat mengekui tauhid Rububiyyah ini.
Tauhid Rububiyyah adalah
pengekuan bahwa Allah ‘azza wa jalla adalah pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan, yang mematikan dan yang mengatur. Atau dengan pengertian yang lebih ringkas, yakni mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala dalam perbuatan-Nya.
pengekuan bahwa Allah ‘azza wa jalla adalah pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan, yang mematikan dan yang mengatur. Atau dengan pengertian yang lebih ringkas, yakni mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala dalam perbuatan-Nya.
Maka tidak ada seorangpun dari mahluk ini yang mengakui bahwa ada seorang yang menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, atau mematikan bersama Allah subhanahu wa ta’ala. Bahwa orang-orang musyrik mengekui bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan dan mematikan, serta yang mengatur.
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” tentu mereka akan menjawab “Allah” (Luqman : 25)
“Katakanlah “Siapakah yang mempunyai tujuh langit dan yang mempunyai ‘Arsy yang besar?” mereka akan menjawab “Kepunyaan Allah” (Al Mu’minun : 86-87)
Bacalah ayat-ayat di akhir akhir surat al mu’minun! Kalian akanmenjumpai bahwa orang-orang musyrik itu mengakui tauhid rububiyyah, demikian pula dalam surat yunus
“Katakanlah : Siapakah yang memberimu rezeki dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengetur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab “Allah” (Yunus : 31)
Mereka mengakui semua ini. Jadi, tauhid itu bukan hanya mengakui tauhid rububiyyah sebagaimana dinyatakan oleh ulama kalam dan nudhor (ahlul kalam dan filsafat-pent) dalam aqidah mereka. Mereka menetapkan bahwa tauhid adalah mengakui Allah subhanahu wa ta’ala sebagai pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan dan yang mematikan. Mereka menyatakan bahwa “(allah adalah satu dalam dzat-Nya tidak ada pembagian bagi-Nya, satu dalam perbuatan-Nya tidak ada sekutu bagi-Nya” maka ini adalah tauhid rububiyah. Kembalilah (lihatlah) dalam kitab manapun dari kitab-kitabnya ulama kalam, maka emgkau akan menjumpai bahwa mereka tidak pernah keluar dari tauhid rububiyyah, dan itu bukanlah tauhid yang Allah subhanahu wa ta’ala mengutus dengannya para rasul. Pengakuan dengan tauhid rububiyyah ini saja tidaklah bermanfaat bagi pelakunya, karena hal ini diakui (pula) oleh kaum musyrikin dan tokoh-tokoh kafir, sementara hal tersebut tidak memasukkan mereka kedalam islam. Maka ini adalah kesalahan yang besar, barangsiapa yang berkeyakinan demikian (saja), maka keyakinannya tidak lebih dari keyakinan Abu Jahal dan Abu Lahab. Sebagian para budayawan/ilmuan sekarang juga (meyakini) hal itu dengan menetapkan tauhid rububiyyah saja, tanpa menjalankan tauhid uluhiyyah, maka ini adalah kesalahan besar dalam perkara tauhid.
Adapun tentang syirik, mereka menyatakan “(Syirik yaitu) kamu meyakini bahwa seseorang mencipta bersama Allah atau memberi rezeki bersama Allah” kami katakan “ini (seperti) yang diucapkan Abu Jahal dan Abu Lahab. Mereka tidak mengatakan bahwa seseorang mencipta bersama Allah subhanahu wa ta’ala dan memberi rezeki bersama Allah subhanahu wa ta’ala, bahkan mereka mengakui bahwa Allah subhanahu wa ta’ala dalah pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan dan yang mematikan”
Tags:
Aqidah